Sabtu, 31 Oktober 2009

Terima Kasih...

tuk Sang Rabb...
kaifa haluk atas nikmat, anugrah dan hidayahMU...

tuk sang pelita...
tenanglah disisiNYA, smoga pelitamu kan slalu menyinariku...

tuk sang bunda motivatorku..
doakan yang terbaik bagi anandamu,
dan ananda janji akan membuat bunda tersenyum bangga dan tak menangis lagi...

tuk d'ami pelita juniorku...
doakan mba..bisa menjadi yang terbaik bagi ade...

tuk d'pipit....
mba gak akan biarkan ade terpuruk, mba pengen liat ade sukses...

tuk sang pembawa aq ke gerbang kuliah....
teteplah bersemangat meraih cita dan cintamu...aku kan slalu mendukungmu...

tuk yang menemaniku slama kuliah...
trima kasih atas smua inspirasinya...
shingga aq bisa dapat apa yang aq inginkan....
tetaplah menjadi seorang kaka' bagi ima
dan
berbahagialah dg kluargamu...

tuk sang pencari inspirasi...
belajarlah tuk bisa mengerti arti hidup...
belajar menghargai arti cinta...

Untuk segenap hati...
maaf tak seperti yang kau inginkan...
aq tak mau bermimpi jauh...
ag hanya ingin sebuah kenyataan...

tuk pemberi semangat...
terima kasih atas smua inspirasi trindahmu...

Bimbang

Ya Allah...bimbing aku dalam kebimbanganku...
Tunjukkan, bila ini adalah jalan yang terbaik...

Ya Allah...cukup aq mengeluh pada sesama...
Cukup aq dibilang makhluk lemah...
Cukup aq seperti ini...

Ya Allah..Tunjukkan karunia terbesarMU kepadaku...
Aminn...

Rabu, 07 Oktober 2009

Rabb....

Ya Rabb....
kenapa hati trasa bimbang banget....
kenapa rasa trasa beku.....
kenapa jiwa trasa hampa...

Ya Rabb....
ku ingin sekali menangis, bukan karena penderitaan...
tapi kurang bersyukur atas nikmatMu...

Ya Rabb....
ku ingin menampar wajahku, bukan karena kejelekanku...
tapi kenapa aku tidak mampu....

Ya Rabb....
maafkan hambaMu....

Jumat, 02 Oktober 2009

Waktu

Dan jika engkau bertanya, bagaimanakah tentang Waktu?….
Kau ingin mengukur waktu yang tanpa ukuran dan tak terukur.

Engkau akan menyesuaikan tingkah lakumu dan bahkan mengarahkan perjalanan jiwamu menurut jam dan musim.
Suatu ketika kau ingin membuat sebatang sungai, diatas bantarannya kau akan duduk dan menyaksikan alirannya.

Namun keabadian di dalam dirimu adalah kesadaran akan kehidupan nan abadi,
Dan mengetahui bahwa kemarin hanyalah kenangan hari ini dan esok hari adalah harapan.


Dan bahwa yang bernyanyi dan merenung dari dalam jiwa, senantiasa menghuni ruang semesta yang menaburkan bintang di angkasa.

Setiap di antara kalian yang tidak merasa bahwa daya mencintainya tiada batasnya?
Dan siapa pula yang tidak merasa bahwa cinta sejati, walau tiada batas, tercakup di dalam inti dirinya, dan tiada bergerak dari pikiran cinta ke pikiran cinta, pun bukan dari tindakan kasih ke tindakan kasih yang lain?

Dan bukanlah sang waktu sebagaimana cinta, tiada terbagi dan tiada kenal ruang?Tapi jika di dalam pikiranmu haru mengukur waktu ke dalam musim, biarkanlah tiap musim merangkum semua musim yang lain,Dan biarkanlah hari ini memeluk masa silam dengan kenangan dan masa depan dengan kerinduan.

Persahabatan

Dan jika berkata, berkatalah kepada aku tentang kebenaran persahabatan?..Sahabat adalah kebutuhan jiwa, yang mesti terpenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau panen dengan penuh rasa terima kasih.

Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Karena kau menghampirinya saat hati lapa dan mencarinya saat jiwa butuh kedamaian.Bila dia bicara, mengungkapkan pikirannya, kau tiada takut membisikkan kata “tidak” di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “ya”.

Dan bilamana ia diam, hatimu tiada ‘kan henti mencoba merangkum bahasa hatinya; karena tanpa ungkapan kata, dalam rangkuman persahabatan, segala pikiran, hasrat, dan keinginan terlahirkan bersama dengan sukacita yang utuh, pun tiada terkirakan.

Di kala berpisah dengan sahabat, janganlah berduka cita; Karena yang paling kaukasihi dalam dirinya, mungkin lebih cemerlang dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.

Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya ruh kejiwaan. Karena kasih yang masih menyisakan pamrih, di luar jangkauan misterinya, bukanlah kasih, tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.

Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenal pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu hingga kau senantiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Karena dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria berbagi kebahagiaan.
Karena dalam titik-titik kecil embun pagi, hati manusia menemukan fajar jati dan gairah segar kehidupan.

(Kahlil Gibran)