Selasa, 13 Juli 2010

Tips Memulai Usaha dengan Modal Minim

Memulai sebuah usaha seperti konsultan pajak, entah itu besar atau kecil memang gampang-gampang susah. Apalagi bagi kita yang belum pernah atau belum berpengalaman dalam bisnis. Sehingga tidak jarang ada yang tidak jadi memulai usaha gara-gara terlalu banyak berpikir ini itu. Namun arifin nova memberikan tips dalam blognya, yang ia beri judul 10 cara mudah mulai usaha.

1. Hobi, adalah cara paling mudah, enjoy dan anda lebih paham dengan bidang yang ditekuni. Contoh: bisnis bunga, bengkel, konsultan pajak dan catering.

2. Terdesak kebutuhan, seperti phk, menganggur, bisnis lesu atau orang tua meninggal, sehingga terpaksa jualan pakaian, kue, koran, menjadi jasa konsultan pajak dll. Ini adalah cara yang sulit, tetapi dengan kerja keras, sukses adalah mungkin.

3. Diajak teman, keluarga atau kolega untuk ikut mlm. Dengan modal relatif kecil dan sistem network yang baik, anda berpeluang untuk sukses cth jasa konsultan pajak.

4. Inspirasi dari koran, tv, internet, obrolan teman kantor, ****i-rumpi tetangga atau lagi jalan-jalan sore. Begitu anda melihat “wow”, langsung anda sulit tidur untuk segera mewujudkan mimpi bisnis anda.

5. Melanjutkan usaha keluarga, sehingga pada akhirnya dengan “tangan dingin” anda bisnis jadi lebih berkembang misal usaha konsultan.

6. Mengisi waktu luang, seperti pensiunan, penulis, dll, lalu membuka toko kelontong, counter voucher hp, refil aqua, dan usaha konsultan.

7. Lihat peluang di tempat kerja, usaha teman, masalah yang berbau bisnis di sekitar rumah anda, seperti usaha laundry, rental ps, cleaning service, konsultan dll.

8. Memanfaatkan ilmu dan skill anda, seperti usaha penerjemahan, konsultan properti,toko/service komputer dan bimbingan belajar.

9. Ikut coaching, diklat, training, dan lokakarya, seperti sablon, elektronika dan salon.

10. Tiru bisnis di tempat kerja, lalu buka usaha serupa.

Sabar Menghadapi Cobaan

Pernahkah kita merasa bahwa Tuhan sedang menguji kita?

Kita cenderung mengatakan kalau kita ditimpa kesusahan maka kita sedang mendapat cobaan dan ujian dari Tuhan. Jarang sekali kalau kita dapat rahmat melimpah dan kebahagiaan kita teringat bahwa itu pun merupakan ujian dan cobaan dari Tuhan. ada di antara kita yang tak sanggup menghadapi ujian itu dan boleh jadi ada pula di antara kita yang tegar menghadapinya.

Bukankah Tuhan tidak pernah memberikan beban yang melampui kemampuan manusia? Jadi jika kita menghadapi suatu masalah hadapilah masalah tersebut dengan penuh kepasrahan kepada-NYA. Hanya karena Dia-lah segala sesuatu ada dan tidak ada.

Setiap derap kehidupan kita merupakan cobaan dari Tuhan. Kita tak mampu menghindar dari ujian dan cobaan tersebut, yang bisa kita pinta adalah agar cobaan tersebut sanggup
kita jalani. Cobaan yang datang ke dalam hidup kita bisa berupa rasa takut, rasa lapar, kurang harta dan lainnya.

Bukankah karena alasan takut lapar saudara kita bersedia mulai dari membunuh hanya karena persoalan uang seratus rupiah sampai dengan berani memalsu kuitansi atau menerima komisi tak sah jutaan rupiah?

Bukankah karena rasa takut akan kehilangan jabatan membuat sebagian saudara kita pergi ke “orang pintar” agar bertahan pada posisinya atau supaya malah meningkat ke “kursi” yang lebih empuk?

Bukankah karena takut kehabisan harta kita jadi enggan berbagi rejeki kepada sesama?

Bersabarlah. Karena orang sabar akan selalu mendapat rahmat dan karunia Tuhan.

Memang tidak mudah menjadi orang sabar, biasanya kita akan cepat-cepat berdalih, “Yah.. Sabar kan ada batasnya.” Atau lidah kita berseru, “Sabar sih sabar.. Saya sih kuat tidak makan enak, tapi anak dan isteri saya?” Memang, manusia selalu dipenuhi dengan pembenaran-pembenaran yang ia ciptakan sendiri.

Karena kita semua adalah adalah milik Tuhan dan kepadaNya-lah kita akan kembali.

Setiap musibah, cobaan dan ujian itu tidaklah berarti apa-apa, kita berasal dari-Nya, dan baik suka maupun duka, diuji atau tidak, kita pasti akan kembali kepada-Nya. Ujian apapun itu datangnya dari Tuhan, dan hasil ujian itu akan kembali kepada Tuhan.

Apakah kita rela bila mobil yang kita beli dengan susah payah hasil keringat sendiri tiba-tiba hilang?

Apakah kita rela bila proyek yang sudah di depan mata, tiba-tiba tidak jadi diberikan kepada kita, dan diberikan kepada saingan kita?

Apakah kita menjadi iri dan dengki kita bila melihat tetangga kita sudah membeli TV baru, mobil baru atau malah rumah baru?

Bisakah kita mengucap pelan-pelan dengan penuh kesadaran, bahwa semuanya dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan?

Kita ini tercipta dari tanah dan akan kembali menjadi tanah. Bila kita mampu mengingat dan mengerti arti kalimat tersebut, di tengah ujian dan cobaan yang menerpa kehidupan kita, maka Tuhan akan memberikan “hadiah” yang setimpal di hari penghakiman nanti.

Sudah siapkah kita menerima “hadiah” yang akan di berikan oleh Tuhan di hari penghakiman nanti?